Jumat, 03 Juli 2009

Kisah Gajah Mada 5



GAJAH MADA :
TANDA JASA BUKAN UNTUK DIRIKU


Setelah 22 tahun Mahapatih Gajah Mada berupaya melebarkan sayap Majapahit untuk mempersatukan Nusantara, dari Timur Onin (= Maluku ) hingga Barat Dharmasraya (= Sumatera Barat ) lalu merangsek ke Utara menembus Tumasek (= Singapura ) & Malaya (=Malaysia ). Maka kemudian ia kembali ke Wisma Kemahapatihan di Trowulan untuk mempersiapkan strategi selanjutnya. Namun saat memasuki gerbang ibukota, hampir semua masyarakat menyambutnya dengan sorak gembira & mengelu-elukannya. Cukup kaget Gajah Mada menerima sambutan tersebut karena tidak disangka-sangka. Segera ia mengarahkan kudanya menghampiri pengawal setianya untuk bertanya.

"Bagaimana mereka tahu saya pulang hari ini ?" tanya Gajah Mada

"Tuanku Mahapatih, nampaknya acara penyambutan ini telah dipersiapkan oleh beberapa Patih. Mereka ada di depan Wisma Tuanku sedang menunggu" jawab Ki Kurowi

"Apa para Patih itu tidak ada kerjaan lain selain melakukan pesta-pesta tidak penting ini, hah ?!" gerutu Sang Mahapatih dengan memacu kudanya agar kembali ke barisan depan

Saat barisan pasukan yang dipimpin Gajah Mada mendekat Wisma Kemahapatihan, para Patih & Tumenggung menyambutnya dengan menundukkan kepala. "Selamat datang kembali ke bumi tercinta Mahapatih yang terhormat. Betapa kami semua kagum akan segala usaha Yang Mulia demi kejayaan Majapahit. Kami tidak saja menghormati Tuanku Mahapatih, namun kami bersujud sembah".

Gajah Mada turun dari kuda lalu berjalan memasuki Wisma tanpa menggubris para Patih & Tumenggung yang sedang berada di Teras depan. Namun mereka kemudian mengikutinya hingga masuk ke dalam ruangan. Mendengar langkah ramai mengikuti dirinya ke dalam, tiba-tiba Sang Mahapatih membalikkan badan & menatap tajam satu per satu pejabat tersebut.

"Sungguh saya kecewa dengan kalian, seharusnya perayaan ini untuk Sang Prabu. Karena segala apa yang kulakukan adalah untuk kebesaran Majapahit & bukan untuk diri saya sendiri. Namun apa yang telah kalian lakukan justru akan terlihat seakan-akan saya melakukannya demi kejayaan nama saya !" ucap Gajah Mada dengan nada kesal.

"Sesungguhnya apa maksud kalian menyelenggarakan ini semua ?!" tanya Sang Mahapatih.

Salah satu Patih yang mewakili rekan-rekannya segera menjawab : "Ampun beribu-ribu ampun Tuanku Mahapatih, kami sebenarnya hanya ingin mengajukan kepada Prabu untuk Yang Mulia Tuanku diberi Tanda Jasa sebagai kebesaran perjuangan Mahapatih kepada Majapahit."

"Yg kulakukan hanyalah menjalankan Kewajibanku sbg Mahapatih & mengerjakan Tugasku belaka. Pantaskah aku disebut ber-Jasa ? Tentu TIDAK ! Kecuali kalian para Patih & Tumenggung yg mau cari muka di hadapan Sang Prabu !! Silahkan, tapi jgn bawa2 saya !!!" bentak Gajah Mada

Lalu Sang Mahapatih melanjutkannya

"Tugas adalah kewajiban yang harus kita emban, bila berhasil berarti BAGUS karena memang itu harus tuntas. Apakah itu berarti harus mendapat Tanda JASA ?! Apa yang kulakukan adalah sama dengan Ki Lurah yang tiap hari bertugas memimpin ronda jaga demi keamanan istana. Lalu apabila demikian, apakah tiap hari Negara harus memberi tanda jasa bagi Ki Lurah itu ? Padahal memang itu pekerjaanya ? Berapa kali harus saya katakan bahwa semuanya adalah untuk NEGARA ! Bukan untuk SAYA ?!" bentak sekali lagi Gajah Mada kepada para pejabat tersebut.

"Sekarang pulanglah kalian, saya mau beristirahat untuk segera menghadap Sang Prabu" perintah Sang Mahapatih.

Lalu mereka semua memohon diri berpamitan sekaligus membubarkan diri.

Namun salah seorang Patih yang biasa disebut Ki Patih saat telah melintasi keluar Wisma memberi tanda kepada salah seorang Tumenggung & beberapa Patih Muda.



( RP )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar